Dosenku, mengingatkan aku pada beliau
Serasa sudah lama saya tak menuliskan sesuatu disini. Saat mengikuti matkul Lm kemarin, saya jadi ingat salah satu guru saya sewaktu SMA, tepatnya guru les matematik. Beliau, Mr.Imam Syafi'i. Bapak yang penuh dengan kepercayaan diri, bahwa peluang itu pasti ada. Bahwa cinta Allah kepada hambanya itu sangatlah besar. Hari-hari semasa les pun hadir, dengan segala kerinduaanku saat ini.
Kali pertama saya mengenal beliau adalah seorang guru matematika MAN 3 Jember, guru dari mbakku di MAN. Menurut cerita dari mbakku dan temen-temannya, beliau adalah orang yang sangat disiplin, sangat menjunjung tinggi sportivitas, dan kejujuran. Kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi, beliau selalu memotivasi muridnya bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Berusaha dan berdoa. Tetap memegang teguh prinsip Islam, tak ada Tuhan selain Dia.
Motivasi dari beliau sungguh akan membawa setiap muridnya untuk lebih, dan lebih baik. Aku yakin itu.
Ya, saya kangen semasa les dulu, meski cuma bertiga. Aku, Riska dan Nining. beliau begitu sabar mengajari kami yang sedikit lelet dan banyak ulah, ngantukan pula. hihihii. :D
Menjadi orang sukses seperti beliau tidaklah mudah pastinya. Berusaha, kerja keras, ketulusan semua itu terangkum jadi satu. tak lupa semangat yang menjadi peneguh niat. Dan dukungan seorwang istri itu juga penting. Oh ya, beliau hanya memliki satu istri dengan 2 orang anak. anak pertama sekarang sudah SMA namun di probolinggo sekalian mondok, sedangkan anak kedua umur 10tahun mungkin tapi dia autis. Memiliki anak yang autis tak membuat mereka malu. Mereka sangat berusaha dan mangajari anaknya sebisa mungkin agar dapat diterima di masyarakat umum. Bapak, ibu ini begitu menyayangi anaknya.
Aku selalu menganggap pasangan suami istri ini sebagai orang tuaku kedua. Seperti pesannya waktu itu, saat hasil UNAS keluar, yang wajib diberitahu pertama adalah kedua orang tua, dan yang kedua adalah beliau. Ah, semenjak itu aku semakin menganggapnya seperti orang tua saya sendiri.
Dan satu lagi pesan beliau yang masih saya ingat dan saya pegang teguh. "Yun, kalo nanti saat kuliah terlalu berat, pikiran pusing denga tugas dan sebagainya, NGAJI. membaca quran itu dapat me-refresh otak dana pikiran kita." dan saya melakukannya setiap hari, insyaAllah setiap saya ingat dan mampu, membaca quran adalah yang terpenting.
Apa hubungannya dengan kuliah LM saya kemarin? karena Pak naba, dosen saya mengingatkan saya dengan beliau.
#Ah, saya ingin memiliki suami seperti beliau berdua. Begitu erat memegang prinsip Islam, kepala rumah tangga yang bertanggung jawab pastinya, cerdas, dan dunia itu kecil baginya. Tuhan tetap no 1. Serta ilmu agama itu penting. Begitu keren pokoknya. KEREEEEENN!!
(inilah penilaian keren versi saya untuk lelaki) :D
Kali pertama saya mengenal beliau adalah seorang guru matematika MAN 3 Jember, guru dari mbakku di MAN. Menurut cerita dari mbakku dan temen-temannya, beliau adalah orang yang sangat disiplin, sangat menjunjung tinggi sportivitas, dan kejujuran. Kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi, beliau selalu memotivasi muridnya bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Berusaha dan berdoa. Tetap memegang teguh prinsip Islam, tak ada Tuhan selain Dia.
Motivasi dari beliau sungguh akan membawa setiap muridnya untuk lebih, dan lebih baik. Aku yakin itu.
Ya, saya kangen semasa les dulu, meski cuma bertiga. Aku, Riska dan Nining. beliau begitu sabar mengajari kami yang sedikit lelet dan banyak ulah, ngantukan pula. hihihii. :D
Menjadi orang sukses seperti beliau tidaklah mudah pastinya. Berusaha, kerja keras, ketulusan semua itu terangkum jadi satu. tak lupa semangat yang menjadi peneguh niat. Dan dukungan seorwang istri itu juga penting. Oh ya, beliau hanya memliki satu istri dengan 2 orang anak. anak pertama sekarang sudah SMA namun di probolinggo sekalian mondok, sedangkan anak kedua umur 10tahun mungkin tapi dia autis. Memiliki anak yang autis tak membuat mereka malu. Mereka sangat berusaha dan mangajari anaknya sebisa mungkin agar dapat diterima di masyarakat umum. Bapak, ibu ini begitu menyayangi anaknya.
Aku selalu menganggap pasangan suami istri ini sebagai orang tuaku kedua. Seperti pesannya waktu itu, saat hasil UNAS keluar, yang wajib diberitahu pertama adalah kedua orang tua, dan yang kedua adalah beliau. Ah, semenjak itu aku semakin menganggapnya seperti orang tua saya sendiri.
Dan satu lagi pesan beliau yang masih saya ingat dan saya pegang teguh. "Yun, kalo nanti saat kuliah terlalu berat, pikiran pusing denga tugas dan sebagainya, NGAJI. membaca quran itu dapat me-refresh otak dana pikiran kita." dan saya melakukannya setiap hari, insyaAllah setiap saya ingat dan mampu, membaca quran adalah yang terpenting.
Apa hubungannya dengan kuliah LM saya kemarin? karena Pak naba, dosen saya mengingatkan saya dengan beliau.
#Ah, saya ingin memiliki suami seperti beliau berdua. Begitu erat memegang prinsip Islam, kepala rumah tangga yang bertanggung jawab pastinya, cerdas, dan dunia itu kecil baginya. Tuhan tetap no 1. Serta ilmu agama itu penting. Begitu keren pokoknya. KEREEEEENN!!
(inilah penilaian keren versi saya untuk lelaki) :D
Komentar
Posting Komentar