HERAKLIUS
Sang Raja mengundang Abu Sufyan yang sedang berdagang di
Jerusalem. Menanyainya mengenai beberapa hal sebagai konfirmasi.
“Aku bertanya kepadamu tentang nasab lelaki itu di antara
kalian. Engkau mengatakan bahwa Muhammad memiliki nasab yang mulia, orang
terpandang. Memang demikian, para nabi yang diutus di
tengah-tengah kaumnya selalu berasal dari nasab-nasab yang tinggi.”
“Kemudian aku tanyakan kepadamu apakah ada orang – orang
sebelumnya yang telah mengklaim bahwa dirinya adalah seorang nabi? Engkau
mengatakan ‘tidak pernah ada’. Memang demikianseharusnya
seorang nabi. Apabila ada sebelumnya di antara keluarganya yang menyatakan
perkataan tersebut, bisa aja Muhammad hanya ikut-ikutan mengklaom dirinya
sebagai seorang nabi.”
“Kemudian aku bertanya padamu, apakah dia keturunan raja?
Engkau menyatakan, ‘tidak’. Memang seharusnya begitu.
Sebab sekiranya ada bapak atau kakeknya adalah seorang raja, mungkin saja
Muhammad mengucapkan perkataan tersebut hanya ingin mencari kerajaan ataupun
kekuasaan nenek moyangnya.”
“Aku kemudian bertanya kepada engkau, apakah sebelum ia
mengaku sebagai seorang nabi, kalian menuduhnya berdusta? Engkau menjawab
‘tidak’. Aku sungguh tahu bahwa seorang nabi itu tidak
akan pernah berdusta kepada manusia apalagi berdusta atas nama Tuhan.”
“Aku bertanya kepadamu tentang pengikut-pengikutnya. Apakah
pengikutnya itu adalah pembesar-pembesar dan pejabat? Engkau menjawab bahwa
pengikutnya adalah orang-orang lemah dan miskin. Sejak
dahulu memang begitu pengikut para nabi. Pengikut mereka berasal dari kalangan
orang-orang lemah dan miskin.”
“Kemudian aku bertanya apakah pengikut Muhammad semakin
bertambah atau berkurang, dan engkau memastikan pengikutnya semakin bertambah. Memang seperti itu pengikut para nabi. Mereka akan semakin
bertambah dan bertambah terus sampai menjadi sempurna.”
“Aku bertanya apakah ada di antara mereka yang keluar dari
agama Muhammad karena membenci agamanya? Engkau katakana ‘tidak’. Seperti itulah iman. Kalau sudah bersatu dengan hati tidak
akan bisa keluar lagi.”
Aku tanyakan kepada engkau, apakah dia pernah berkhianat?
Engkau menyatakan ‘tidak’. Demikianlah para Rosul-Rosul
Allah. Mereka tidak ada yang pernah berkhianat.”
Aku menanyakan kepadamu, apa yang dia perintahkan untuk
kepada kalian? Engkau berkata bahwa dia memerintahkan
untuk beribadah kepada Allah semata dan melarang kalian untuk melakukan
perbuatan menyekutukan Tuhan. Dia pun mengajak kalian untuk melaksanakan ibadah
shalat, bersikap jujur, bersikap penuh kehormatan, dan menyambung silaturahmi.”
Jika yang engkau terangkan itu betul semuanya, niscaya dia
akan memerintah sampai ke tempat kedua telapak kakiku ini berpijak.
“Sesungguhnya aku
telah tahu bahwa ia akan lahir. Tetapi aku tidak mengira bahwa dia akan lahir
di antara kalian. Sekiranya aku yakin akan dapat bertemu dengannya, walaupun
dengan susah payah.. aku akan berusaha datang menemuinya. Kalau aku telah
berada di dekatnya, aku akan membasuh kedua telapak kakinya.”
Membasuh kedua kaki Muhammad!! Raja seagung Heraklius
memuliakan orang yang begitu banyak dihina dan direndahkan oleh kaumnya di kota
kelahiran-Makkah. Muhammad, apakah benar engkau
akan menjadi raja dunia? (Muhammad-Lelaki
Penggenggam Hujan, 451, Tasaro GK)
Ya Nabi, maafkanlah umatmu ini yang tak mengindahkan sunahmu
bahkan sudah meninggalkan ajaranmu.
Ya Nabi, Jika kisahmu diulang seribu tahun setelah kepergianmu, maka mereka
yang mencintaimu akan merasakan kehilangan yang sama dengan para sahabat yang
menyaksikan hari terakhirmu, wahai, Lelaki yang Cintanya Tak Pernah Berakhir.
Mereka membaca kisahmu, ikut tersenyum bersamamu, bersedih karena
penderitaanmu, membuncah bangga oleh keberhasilanmu, dan berair mata ketika
mendengar berita kepergianmu. Seolah engkau kemarin ada di sini, dan esok tiada
lagi.”
Ya Nabi, bila di jaman sekarang yang disebut modern, untuk
melihatmu dan para tentaramu 20 km aku harus berjalan, aku pasti akan lakukan.
Membaca buku ini, mengingatkanku akan dirimu, sejauh mana aku mengenal,
memahami dan mencintaimu wahai Kekasih Allah? Begitu rindu akan kedatanganmu.
Begitu rindu akan suara emasmu yang membakar semangat jiwa-jiwa yang beriman.
Jiwa-jiwa yang kering, yang mudah terbawa arus angin, Haus akan kasihmu dan
keberadanmu diantara kami.
Komentar
Posting Komentar