Love, Life, and Survive
Untitled, a photo by Yvette Inufio on Flickr.
Waktu itupun aku tak begitu mempercayai kaa-kata itu. Bisa jadi memang iya, tapi bukan untukku. Aku rasa semangat dan amarah dalam diri itu hanya bisa dikendalikan oleh diri kita. Mungkin memng butuh stimulasi. Hanya beberapa.
Dan,, mungkin kali ini aku merasakannya. Ada benarnya perkataan itu. Bisa jadi “dia” adalah orang yang dapat meluruhkan amarah dalam hati meski cukup hanya ada-nya. “Dia” juga mampu menghadirkan semangat yang menyala. Yang bisa membuat hari kita semakin segar, berwarna dan indah.
Lalu, bagaimana jika “dia” tiba-tiba pergi, tiba-tiba menghilang?
Apakah semangat itu ikut hancur??
Katanya bang Tere Liye, “Itu benar, terkadang bagi pasangan yang saling mencintai, kepergian salah satunya bisa berarti kehilangan separuh jiwa—termasuk kehilangan separuh kesegaran fisik.”
Tapi yang pasti.
Ketika cinta datang, layaklah semangatmu
menjadi berkali lipat, namun ketika cinta itu menghilang,
jangan biarkan semangatmu ikut hilang-hancur.
Jadikan dia AMUNISImu untuk lebih baik.
menjadi berkali lipat, namun ketika cinta itu menghilang,
jangan biarkan semangatmu ikut hilang-hancur.
Jadikan dia AMUNISImu untuk lebih baik.
Komentar
Posting Komentar