Water Tarck dan Keberanian
Iseng sebenarnya ketika melewati wahana satu ini.Ada
adek-adek SMP 4-5 orang yang sedang bermain di sini.Melihat mereka jadi ingin
juga. Dalam hati ada rasa keinginan kuat untuk mencoba, tapi lain sisi menolak.
Takut jatuh, basah, ga bawa baju ganti, airnya sudah berwarna hijau lumut, pake
rok pula ntar ribet, harus diangkat roknya, malu. Duh! Pokoknya untuk
memutuskan mencoba atau tidak, ada perang batin dalam hati saya.
“Wanna try?” saya bertanya ke Riska.
“Terserah, aku sih iya saja, sampeyan gimana mau ndak?”
jawabnya.
“Mmm,, okelah. Yuk! Aku pingin mencoba,” jawabku.
Akhirnya tas kami taruh di bangku dekat situ dan kami
melangkah mendekat mas penjaga. Kami ikut mas!
Haha, saat pertama menjajakan kaki di kayu-kayu itu antara
yakin dan ga yakin.Beberapa langkah saya mantab.Riska di depanku.Dia
memimpinku.*ehm.Bukan apa-apa, karena saya ga mau jatuh.Dia memberitahuku bahwa
kayu yang barusan dia lewati agak goyah.Wahh ga tahu kenapa saya jadi ragu dan
ingin balik saja, tapi melihat tantangan di depannya saya ingin mencoba.
Yaaahh..saya gam au menyerah. Dia memegangi tanganku, akhirnya nyampe pula pada
tantangan yang ingin ku lewati.Hanya berpegang pada tali tampar.Bukan kayu
lagi, tapi ban sebagai pijakan.Bannya bukan di atas permukaan air, melainkan
sedikit tenggelam di air.Kedalamannya di atas mata kaki sedikit.Waah, karena
saya pake rok, agak rempong juga. Saya pake celana panjang juga sih,,, jadi
ribet deh, benerin rok biar ga basah. Basah bikin ga nyaman, apalagi perjalanan
masih panjang.:p
Mau ga mau rokku sedikit kuangkat.Ku talikan sebisa mungkin,
tapi tak lama copot juga.Saat melintas di ayunan-ayunan ini saya heboh sendiri.
Mas penjaga memberi klu bagaimana cara menaklukkan tantangan satu ini. Wiihh,
bener juga cara mas ini. Eh,, ayunan terakhir sedikit mencelup ke dalam air.
Waahh,, saya heboh juga. Si Riska tertawa puas melihatku yang heboh dan ribet
sendiri.Langsung deh, dia ambil gambarku.Hehe.Asyik juga ada yang
moto.*modus.:P
Di track inilah kakiku semakin gemetaran. Rasanya ga
mau untukmelanjutkan permainan ini setengah
maupun sampai selesai. Apalagi di sebelah sana ada bagian pinjakan bukan dari
kayu, semacam pipa dan sudah sedikit berlumut lagi. Banyak adek-adek tadi yang
terpelesat, tak bisa menjaga keseimbangan dan jatuh dalam air.Haduuuhhh..ini
saya semakin tak pede dan pingin balik lagi saja. Tapi balikpun ga mungkin.Di
belakangku ada adek-adek lain yang antre.So,
saya harus segera beranjak dari pijakan nyaman saya. Tak mungkin juga seharian
saya berada di sini, kan? pikirku.
Entah kenapa ini serasa menakutkan.Pilihan yang harus segera
ku putuskan.Tak mungkin berbalik dan melarikan diri.Berputus asa sebelum
mencoba. Akhirnya mas penjaga membantu saya. Dan saya berhasil melewati pijakan
depan saya.Selanjutnya ada sebatang kayu panjang, mungkin 2 meter yang harus
saya lewati. Si Riska sudah sampai di pijakan depan kayu ini. Saya?!Heboh
sendiri lagi!Fiuuuhhh…berkali-kali saya meyakinkan diri pasti bisa melewati.Ga
bakal jatuh. Cuma butuh percaya akan kemampuan dan menjaga keseimbangan badan.
Ada Riska dan mas penjaga yang menyemangatiku. Kenapa harus berhenti?Must go on. Move.move…Riska menahan
bagian ujung kayu, saya dibantu berdiri, dan saya berjalan hati-hati dengan
merentangkan tangan saya.Saya berhasil kawan, melewati ini. Huuaaahh puas!! Meski
saya cuma ambil setengah jalan.Sampai disini saya.Haha.
kayu bundar ke dua yang goyah |
yang dilewati adek berbaju garis-saris itu seperti pipa. Banyak yang terjatuh dari mereka |
Permainan ini sungguh membuka diri saya.Mengajari saya
banyak hal.Jiwa saya diuji. Kepercayaan akan kemampuan diri saya diuji. Sejauh
mana kemampuan yang saya miliki?Apakah saya mampu atau tidak?Kepercayaan diri
saya pun diuji.Sejauh mana saya berani.
Tantangan di sini tak beda juga dengan hidup. Pasti tak ada
yang semulus jalan tol.Bagaimanapun juga pasti ada gejolak dalam hidup.Yang
mungkin begitu sulit.Banyak pilihan.Keputusan yang bijak diperlukan.Apapun
keputusan yang dipilih, harus konsisten dan menerima bagaimanapun hasilnya.
Bantuan Allah pasti ada, Dia tak kan membiarkan hambaNya yang sudah berusaha,
bukan? Seperti tangan Riska dan mas penjaga tadi. Pasti ada pertolongan.Saya
hanya perlu berusaha dan yakin bahwa saya bisa.Teringat percakapan beberapa
bulan lalu di rumah makan ayam bakar madu. Katanya,
TAHU bahwa dia BISA
TAHU bahwa dia TIDAK BISA
TIDAK TAHU bahwa dia BISA
TIDAK TAHU bahwa dia TIDAK BISA
Pertanyaannya sekarang, benarkah saya berada di pilihan
keempat? Tidak!!
Saya perlu dan butuh mengoreksi diri lagi. Perjalanan
hidupku tak mungkin akan berhenti di zona nyaman ini. Saya harus segera
beranjak.Berusaha.Allah pasti melihatnya.Seperti dulu. Allah melihat usaha,
hasil akan mengikutinya. Bismillah….
Doakan dan dukung saya ya teman… Aamiin.J
Komentar
Posting Komentar