Memang ya ketika mood kita baik akan sesuatu hal pekerjaan,
bila tidak segera dilakukan akan terlupa dan jadi malas melakukannya. Misalnya
saja ide di kepala. Ketika mood sedang baik, ide banyak tapi ga segera
dilakukan, maka yang ada ide akan segera menguap. Huuaaahh >.<
Ini juga yang saya alami beberapa hari ini. Ketika ide
banyak di kepala harus ini itu, bikin ini dan itu, cari bahan untuk plan ini,
menulis itu dan sharing tentang ini, kalau hanya disimpan di kepala dan tidak
segera dituangkan di kertas atau apapun untuk mencatatnya bakal hilang tak
membekas.
-__-
Tulisan tentang perjalanan kemarin saya di Pacitan pun
tertunda. Huhuhu. Rasanya untuk membuka laptop dan menuliskannya berat banget.
Padahal kalau sedang jauh dari laptop, di kepala saya berjajar huruf hingga
merangkai kata-tulisan yang ingin ku bagi. Ah, ternyata saya masih saja malas menuangkannya hingga dia terbawa angin. Menghilang.
Oke. Baiklah kali ini saya lagi ingin menuangkan sesuatu di
sini. Beberapa foto dan cerita ketika saya di Pacitan. Saudara bisa menjadi
saudara yang baik juga bisa menjadi lawan. Rasa kangen, senang, bahagia, iri,
sombong, ingin tahu, iba, sayang, cinta, semua itu ada. Pastilah. Hanya saja,
apakah rasa itu dibawa dan diperlakukan dengan baik atau malah akan memperbudak
kita untuk bersikap tidak baik dengan saudara sendiri.
Bertemu dengan keluarga Pak Dhe saya, saya bisa merasakan
betapa Bu Dhe saya perhatian dengan ibu dan keluarga saya. Beliau bahkan menyiapkan
segala sesuatu selama kami di sana dengan baik. Rumah seadanya, tapi kita di
buat senyaman mungkin. Begitupun dengan keluarga Mbah Yat, Om Heni dan Pak Dhe
saya yang satunya lagi. Mereka ingin kami menginap semalam atau beberapa hari
di rumahnya. Bahkan ketika pulang, mobil yang sebelumnya lenggang jadi penuh dengan
kardus oleh-oleh – yang sudah disiapkan oleh keluarga Pak Dhe saya. Baik banget
Bu Dhe saya… :-*
Liburan yang hanya 3hari kurang banget rasanya. Belum lagi
rencana jalan-jalan kami. Ah, mereka siap mengantar kemanapun yang kami tuju.
Mas Tri.. hahaha. Terimakasih sudah menjadi guide saya di sana. Belum sempat
memfoto pantai Teleng Ria dari atas. Kapan-kapan ya… dan Om Heni, kapan kita ke
pantai Klayar? Semoga ya om, ntar ke sana lagi saya sudah punya kamera sendiri.
Aamiin.
Jadi, sewaktu di
Pacitan, saya di ajak ke tempat pelelangan ikan dekat banget dengan pantai
Teleng Ria. Tinggal nyebrang dengan jembatan bambu. Aah ibu dan bapakku so
sweet. Rasanya sudah lama aku tak melihat pemandangan seperti itu. Huehue.
Eh, untuk perayaan kemerdekaan Indonesia, di sana dilakukan sepeda hias. Anak
SD-SMA pesertanya. Sepedanya keren-keren semua deh. Bagus-bagus menghiasnya.
Beberapa sempat saya foto, karena saya hanya sebentar nontonnya. Kami juga di
ajak ke kolam renang di atas bukit. Di sana ga ada rumah. Tapi kola mini rame
juga kalau sore. Pas kami ke sana belum terlalu rame. Enak deh. Mirip kolam
sendiri. Hehe. Bagus. Nyaman pula. Dan perjalan pulang ke rumah Jember yang tak
kan terlupakan. Untuk yang satu ini akan saya ceritakan sendiri nanti… Semoga
foto-foto saya ini bisa dinikmati. Seadanya ya pake kamera hape. J
|
es batu balok ini digunakan untuk mengawetkan (pendingin) ikan yang ditangkap |
|
Hasil tangkapan ikan |
|
perahu-perahu yang terparkir. heuheu |
|
wajah salah satu sudut pelabuhan TPI pagi itu |
|
katanya Mas Tri, kebanyakan nelayan di sini adalah orang Sulawesi teman... |
|
Ikan tuna dan ikan tengiri (kalau ndak salah)hasil tangkapan hari itu |
|
sepeda hias di alun-alun kota Pacitan |
|
bentuk burung garuda |
|
bentuk udang |
|
bentuk merak |
|
paling lucu, bentuk jagung. eh, gimana kalau ada angin kencang. Ketiup dan terbang ga ya mereka?? Hihihi :D |
|
kolam renang di atas bukit yang aku lupa apa namanya. hehe :p |
|
nyaman dan seperti kolam sendiri bukan? |
Komentar
Posting Komentar