Belajar Bahasa
Saya sudah lama meninggalkan media sosial facebook saya, tapi bukan berarti saya tidak pernah menjenguknya. Hanya saja saya merasa sudah bosan. Facebook hanya saya buka jika saya ingin tahu kabar teman dan sahabat saya atau kangen dengan jepretan Mbak Inah dkk. Hehe.
Saya sudah pernah menuliskan, bahwa saya sekarang sedang suka dengan instagram. Juga beberapa postingan saya di blog juga gara-gara instagram. Dan tulisan saya saat ini pun masih tetap sama, mengenai para ibu muda yang sedang aktif dan semangat mendidik anaknya dengan baik. Haha! Keliatan sekali ya kalau pingin dan iri :p
Mmm,,, jadi kemarin saya stalking lagi blognya bu Chica lagi (howimetyou.wordpress.com). Entah kenapa saya suka sekali dengan blog ini. Barangkali memang bu Chicanya ya yang keren - foto kece, pemikiran/ide kece, tulisannya enak di baca dan juga semangat keibuan untuk menjadi dan menjadikan keluarga lebih baik itu loh yang aku sukaaaa banget. Love deh!
Okey, kemarin saya baca artikel Belajar Bahasa di blog bu Chica plus komen-komen di sana. Iya saya setuju sekali 'bahasa adalah identitas kita' dan belajar bahasa itu karena kebiasaan (kita bisa langsung adaptasi dengan lingkungan sekitar). Yah seperti halnya bahasa Jawa. Saya masih dan tetep belajar berbicara menggunakan bahasa jawa 'krama inggil' ke orang tua saya atau orang yang lebih tua dari saya. Kalau memang tidak dibiasakan dari kecil oleh lingkungan keluarga, maka sayapun juga ga bakal ngerti. Di sekolah dapat pelajaran bahasa jawa, tapi juga bakal kesulitan. Tapi Alhamdulillah meski di keluarga saya tidak menggunakan 'krama' dengan baik, tapi saya bisalah untuk bicara menggunakan bahasa 'alus' jawa.
Seringnya saat ini, saya sangat miris jika anak masih usia dini diajari berbicara 'jorok' dalam bahasa jawa. Dalam artian ungkapan yang digunakan orang tua atau orang sekitarnya tidak baik untuk diajarkan pada anak. Pastilah hal seperti ini akan diingat dan ditirukan oleh si anak dan tak sedikit yang terbawa hingga dewasa. Jika anak dalam satu kompleks hanya 1 atau 2 keluarga yang mengajarkan anaknya untuk berbahasa 'jawa alus' maupun 'krama inggil', pasti bahasa jawa akan terkikis dan bisa jadi hilang. :( Jangan sampai ya... Yuk kita lestarikan. Paling tidak dengan Ibu-Bapak kita menggunakan bahasa jawa krama.
Mengenai bahasa indonesia, awalnya saya sangat kagok dan medog ketika saya berbicara dengan teman kuliah di tahun pertama. Yah, meski bahasa indonesia saya ga bener, tapi saya ingin menggunakan dengan baik. Juga setiap postingan blog saya ini, saya ingin menuliskan apapun dalam bahasa indonesia yang baik. (Kenapa yang baik? Jika menggunakan bahasa indonesia baik dan benar pasti sudah revisi semua tulisan di blog saya ini. Huhuhu ): )
Saya jadi teringat dengan janji pada diri saya sendiri. Jika kelak saya mempunyai keluarga, saya pstikan untuk menghormati suami saya, salah satunya adalah berbahasa krama inggil dengan suami saya. *Semoga diberi kesempatan* Nah kalau suaminya bukan dari lingkungan jawa?? Hahaha. Itu ntar dulu deh :p
Pokoknya, Yuk ah tetep lestarikan bahasa kita dengan baik (ga usah alay :p). Bahasa Jawa, Madura, Sunda, Osing, Minang, Batak atau apalah itu. Bisa bahasavdaerah kita kan lebih baik :) apalagi menguasai bahasa alusnya ^^
PS. Kepada seseorang yang selalu mengajak berbahasa jawa dengan saya, mmm... ntah kenapa saya belum bisa/selalu lupa membiasakan diri untuk berbahasa jawa ketika ngobrol denganmu ataupun teman lainnya. Semoga ya ada kesempatan. :D
Komentar
Posting Komentar