R I N D U

Memang sih, beberapa hari dipenghujung tahun lalu saya mellow bahkan hampir sering gundah dan uring-uringan. Haha. Entahlah. Barangkali ini dipicu oleh beberapa sebab. Liburan saya yang terancam gagal *dan emang gagal* :( , kerjaan di kantor yang ternyata riweh dan jadi ribet -__- , dan juga pms. Iya, alasan pertama yang cukup membuat saya gundah. Bayangkan saja liburan yang lumayan cukup lama kan ya, empat hari - yang sudah saya rencanakan, ternyata gagal semua. Ke Malang bersama teman kantor - ga jadi, mau craftingan - juga ga jadi, belajar jahit pun tidak! Oh meeeenn -____- tapi saya cukup menikmati liburan dengan membaca satu novel selama berhari-hari tersebut. Dan isi novel itupun menohok saya. Duh! *sakitnyaa....*
Beberapa yang quote dari novel RINDU - Tere Liye tersebut.

Saat kita memutuskan untuk memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang itu salah dan kita benar. Apakah orang itu memang jahat atau aniaya. Bukan! Kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian dalam hati. *hal-374

Kesalahan itu ibarat halaman kosong, tiba-tiba ada yang mencoretnya dengan keliru. Kita bisa memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan penghapus biasa, ataupun dengan penghapus canggih. Tapi tetap tersisa bekasnya. Tidak akan hilang. Agar semua benar-benar bersih, hanya satu jalan keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong. *hal-375

Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang melepaskan botol tertutup di lautan, dilepas dengan suka cita. Jika dia adalah cinta sejatimu, dia akan kembali dengan cara yang mengagumkan. Jika dia tidak kembali, sederhana saja, itu bukan cinta sejatimu.
Dengan meyakini itu, maka tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memiliki tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Karena esok lusa ada orang yang mengaku cinta tapi dia melakukan begitu banyak maksiat, menginjak-injak semua peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri. Cinta itu ibarat bibit tanaman, Jika dia tumbuh di tanah subur, disiram dengan pupuk pemahaman yang baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumbuhlah dia menjadi pohon yang berbuah lebat dan lezat. Tapi jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat jelek, maka tumbuhlah dia menjadi pohon meranggas, berduri, berbuah pahit. *
hal-492

Apakah arti memiliki?! Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami.
Apakah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya. Kehilangan banyak pula saat menemukan.
Apakah arti cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? 
Bagaimana mungkin kami terduduk patah hati 
atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun.
Bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? 
Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? 
Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.*hal-494

Menohok sekali kan?! Hahaha.
Eh btw, saya senang sekali, salah satu sahabat saya yang semenjak bulan Desember kemarin galau tentang seseorangnya, akhirnya sudah mendapat kepastian. Akhirnya sang pangerannya datang ke rumah dan melamar si putri. Huuwooohh bener-bener bikin mupeng dan iri. Aaakkk >_<
Semoga ya neng Pliiiiiiiss, segera dimudahkan dan dihalalkan. Semoga dia adalah yang terbaik untukmu. Ini adalah buah dari kesabaranmu. Bighug dan kisshug buat kamu. :-*

Komentar

Postingan Populer