Cueknya Seorang Bapak

Sebagai seorang anak, pastilah ga heran jika dia dekat dengan ibunya. Apapun yang terjadi pasti cerita ke ibu. Curhat ceritanya. Bukannya menomor duakan Bapak, namun jarang saja berbicara banyak hal dengan Bapak. Sungkan atau takut, atau barangkali karena Bapak terkesan cuek ya..
Bagaimanapun seorang Bapak juga ingin anak-anaknya dekat dengannya. Bercerita tentang sekolah, teman-teman, ujian kita, maupun hal sekecil apapun dalam diri kita, pastilah beliau ingin tahu. Pembawaaan seorang  Bapak yang cuek, pendiam, berwibawa, mungkin juga bermimik garang – seringkali menutupi bahwa beliau adalah seorang yang penyayang dan perhatian. Ah Bapak, saya baru menyadari, betapa perhatiannya seorang Bapak..
Bapak adalah seorang yang cuek. Mungkin memang terkesan begitu. Tapi ternyata tidak. Cueknya seorang Bapak adalah penuh perhatian. Nih ya, saat saya mau masuk SD dulu, Bapak adalah orang yang selalu menyetrika seragam saya sampai licin dan rapi. Bahkan menyikatkan sepatu saya sampai berkilap, terkadang hal ini pun dilakukannya pas saya SMA, jika beliau menganggur. Bapak juga tak mau anak-anaknya sakit. Selalu saya diingatkan untuk makan teratur 3x sehari. Bahkan menu yang saya makan pun tak luput darinya. Belum lagi ketika anak-anaknya sakit. Bapak juga sekhawatir Ibu, tapi beliau lebih tenang. Kemarin pas saya pulang, Bapak melihat kelopak bawah mata saya menghitam. Ya, kelopak mata saya sakit. Bapak langsung menyuruh saya untuk periksa ke klinik mata. (Ah Bapak.. aku baik-baik saja. Sudah tidak sakit mataku)
Dan masih banyak lagi hal-hal yang sederhana yang diperhatikan Bapak, namun kita tak sadari. Mungkin kita memang sangat enggan dan sungkan bercerita mengenai seseorang yang sedang dekat dengan kita saat ini ke Bapak. Kita tak pernah cerita apapun. Yang kita tahu, Bapak tahu bahwa dia-seseorang kita main ke rumah. Berkenalan seperlunya dengan Bapak. Mengobrol sebentar dengan Bapak, kemudian tak pernah lagi. Yaah, mungkin hanya begitu-begitu saja. Lalu kita berpisah dengan dia-seseorang itu dan kemudian tak pernah berjumpa atau tak pernah lagi bertamu ke rumah kita. Tapi, mana pernah terpikir oleh kita jika tetiba Bapak menanyakan kabar dia. “Si A sudah lulus kuliahnya? Sekarnag kerja dimana?” Saat detik itu juga, saya baru menyadari satu hal lagi. Seolah Bapak adalah orang yang kita no duakan. Tapi nyatanya beliau adalah orang pertama yang ingin tahu mengenai kita. Mungkin Bapak memang cuek, tapi dia perhatian banget. Bahkan cerita si A atau siapapun itu Bapak selalu menunggunya. Hahaha. Bapak, Love you pull. Semoga Allah selalu melindungimu. J


PS. Hai Tuan Coklat, aku memang sudah bertemu dengan E-seseorang yang baru saja kehilanganmu. Dia cantik, baik, sopan dan periang. Hahaha, dia emang kepo tentangmu. Bukankah itu menandakan bahwa dia peduli dan (mungkin) masih sayang dan berharap padamu? :D

Komentar

Postingan Populer