JUNI

Juni.
Biasanya saya selalu mendadak galau untuk menyambutnya. Bukan hanya galau tapi khawatir, cemas, gugup. Entahlah. Barangkali karena hampir selama saya hidup ini selalu ada banyak hal di Juni. UAS, nilai rapor yang berujung ke raut muka orang tua saya kecewa atau bangga, hal yang sudah saya lakukan dalam setahun, hadiah-hadiah dari Tuhan untuk saya, dan bagaimana saya hidup (introspeksi diri) – yang sering membuat saya mendadak cemas.

Juni.
Mungkin kali ini tak kan ku jumpai lagi UAS, nilai rapor yang selalu membuat sakit kepala. Tapi, aku malah menjumpai banyak hal tentang soal-soal UAS. Sama saja seperti UAS rasanya, tapi tak perlu ku nantikan nilai rapor, melainkan tanggung jawabku. Yupz, kali ini aku ditempa untuk lebih bertanggung jawab dan professional. Bukan hanya pada diriku sendiri, tapi juga orang di sekitarku.

Juni.
Kali ini aku tak menyambutmu dengan kegalauan. Mungkin karena aku lupa tanggal, tak pernah liat kalender. Tak ada khawatir yang berlebihan. Aku hanya lakukan introspeksi diri. Yah semoga ke depan aku semakin lebih baik lagi. Aku bersyukur dan selalu bersyukur. Tuhan sangat mencintaiku. Selalu ada kalanya dimana Tuhan mengingatkanku untuk kembali padaNya lewat banyak hal dan banyak kejadian pastinya. Tuhan masih mengasihiku dengan memberiku keluarga yang sangat mencintaiku, teman-teman dan lingkungan yang kondusif untuk memperkuat iman, sederhana, dan ceria, serta hal-hal sederhana yang selalu membuatku bersyukur.

Juni.
Penjelasan-penjelasan itu pasti ada waktunya. Seseorang bisa datang dan pergi. Suatu hal bisa ada dan hilang. Apapun itu, saat penjelasan itu datang, aku ingin tersenyum dan terimakasih. Karena aku yakin taka da yang sia-sia. Dan itulah yang terbaik.


Juni. Selamat datang. Semoga sebulan ini, kau menemaniku dengan amat menyenangkan. Penuh kejutan. Aamiin. J

Komentar

Postingan Populer