Karena hati dipilih, bukan memilih


Mendengarmu adalah hal yang tak pernah ku lewatkan. 
"Sebentar saja", katamu. Tanpa kau tahu, aku berikan semua waktu sebisaku untukmu. 
Tempat yang selalu ku suka. kau pun tahu. Di situ. Di bawah pohon yang rindang. Hijaunya menyegarkan mata. Kekokohannya begitu meneduhkan. Ditemani suara nyanyian alam, gemericik air kolam. Begitu sempurna menetramkan. Meski hilir mudik orang tak membuat kita jenuh.  
Seperti biasa, hanya duduk di sampingmu. Menikmati sore bersama. 
Tak banyak bincang memang, kita. Aku hanya sekedar mendengarmu. 

Ada yang bilang bahwa untuk memahami seseorang tak hanya mendengarkan apa yang diucap bahkan yang tak terucap pun
Memahamimu dari segala tingkah yang kamu lakukan. Caramu berucap, bertutur, bersikap, menolak, menerima, suka, tidak suka, bahkan kecewa dan juga terganggu. Entahlah, sejak kapan aku mulai suka memerhatikanmu. Dalam hal tak penting  sekali pun bagimu. 
Aku tak pernah menyesali, bahkan efek dari semua itu. Mmm,,mungkin memang itu bukanlah hal yang seharusnya aku lakukan terhadapmu. Lagi-lagi, aku tak tau mengapa.

Sama, ketika aku menatap hujan maupun gerimis. Ada rasa yang tak pernah bisa terucap. Suka, Sedih, kecewa, teduh. Semua seperti jadi satu. Satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Tertegun. Sama, seperi halnya ketika memperhatikanmu. Tertegun. 

Paling suka ketika kau mengusap rambutmu. Atau melihatmu menyelesaikan kerjaanmu di depan layar komputer, dengan mimik muka serius. Ah, selalu ku suka. Aku juga tak tau apa istimewanya.

Adalagi, saat itu, ketika kau usai memotong rambutmu. Menaiki sepeda, dan kau berlalu sambil senyum kepadaku. Itupun, aku  mengingatnya sampai sekarang.

Pernah satu hal yang kau ucapkan padaku. Kau suka berada di sampingku. Duduk bersebelahan denganku. Nyaman, katamu. Tanpa kau tahu, aku pun lebih nyaman. Yah, saat bersamamu.

Aku tak tahu, seberapa banyak hal yang telah kulewati denganmu.
Aku bukanlah orang yang menyukai kenangan. Di situ banyak jejak yang tertinggal. Dan aku tak suka meninggalkan jejak-jejak di sana.
Dan, semua hal bersamamu.., apakah itu sebuah kenangan? Bagiku?! Entahlah, tapi aku masih menyimpannya. Aku ingin tahu, menurutmu, bagaimana??

Atas segala hal yang pernah kita maupun aku/kamu rencanakan, dan tak terjadi. Aku tak pernah menyesalinya. :) mungkin Tuhan belum mengijinkan atau bahkan tidak mengijinkan. Kita tak pernah tau. Tapi, apapun itu aku sangat bersyukur atasnya. 

Pernah aku bertanya padamu, "semisal nanti aku menyukaimu, bagaimana??" Kau menoleh padaku. Menjawab dengan membalas tatapanku sambil mengangkat kedua bahumu. Lantas tersenyum. Senyuman yang tak pernah bisa aku artikan. Sampai saat ini. Dan sering kali aku bertanya pada diri, rasa apa ini?
Hingga, aku sadari, mungkin aku memang menyukaimu. Menyukaimu dari semua yang ada pada dirimu. Aku cukup tahu kamu. Semua kekurangan dan kelebihanmu. Dari semua ceritamu. Siapa, apa dan bagaimana kamu. Yah, cukup aku tahu dari situ dan juga atas sikapmu padaku. Lagi-lagi, entah sejak kapan aku menyukaimu, aku tak tahu.
Sama halnya seperti alasan yang terus kau tanyakan. Aku tak tahu. Bukankah menyukai tak perlu ada alasan?? Karena hati dipilih, bukan memilih.

Sampai, hari itu datang. Semua pengakuanmu yang aku tunggu selama ini. Kau memaparkan semua. Semua yang selama ini hanya menjadi dugaanku. Dan itu benar. Aku kecewa. Kecewa atas perasaanku sendiri. Oh Tuhan,, aku tak pernah menyalahkanmu atas semuai ini.

Dan sampai pada saat ini. Saat semua orang sedang tertidur pulas. Memeluk mimpi-mimpinya. Aku hanya terdiam dengan angan atasmu. Segala rasa yang pernah ku simpan erat. Segala asa yang pernah menjadi impian dan doa. 
malam-malam yang sering ku lalui dengan diam. Tertegun. melihatmu masih menjadi salah satu yang tertinggi dalam anganku. Kau tahu, betapa menyakitkannya itu?? Tapi aku rasa kamu tahu, karena kau pernah mengalaminya. Dulu.

Dan, sampai saat ini, aku belum tahu, apa yang harus ku lakukan untuk menghilangkan semua jejakmu dipikiranku.
Tapi aku masih tetap berdoa, semoga Allah mengijinkan aku untuk tahu, apa artinya aku untukmu? Atau haruskah aku meminta kamu padaNya??
Semoga, semoga kau mengingatku malam ini. Sebentar saja, meski hanya terlintas dalam pikirmu tentangku. Aku berharap, Dia mengijinkan untuk ini.
Dan semoga, Dia senantiasa menjaga hati dan dirimu. tetap jaga hati ya,, dengan siapapun kamu saat ini. Semoga bahagia.
^^





Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer