Hadiah yang tak terlupa

Kau memang begitu, tak pernah mewujudkan satu keinginanku sejak dulu. Hanya satu. Bahkan sampai aku menginjak kepala dua pun, kau tak pernah mewujudkan mimpiku. Kau melihat keinginanku itu, hanyalah hal yang tak penting. Tapi, entahlah aku selalu menganggapnya penting. Dulu. Karena hal itu, pasti dilakukan oleh mereka. Kebanyakan sih. 
Hari berganti, akupun juga sudah memahami, kenapa kau selalu menyebut itu hal yang tak penting. Aku mengerti. Aku memahami. Aku tahu alasannya, dan juga aku tahu mana yang lebih baik. 
Kau hanya tersenyum kepadaku tiap kali kita mengingat kejadian itu di setiap tahunnya. Yah, tanggal yang sama, namun beda tahun. Senyum yang meneduhkan, penuh kasih sayang.
Iya, saat itu, beberapa tahun silam. Pada tanggal yang sama, beberapa belasan tahun lalu. Aku menangis. Dan kau hanya terdiam melihatku menangis. Tak sedikit pun kau mau mewujudkan keinginanku. Yah, keinginan seperti mereka, lagi-lagi. Namun, tanpa aku tahu, yang kau lakukan.  Kau diam-diam memanggilku. Menyuruhku duduk diantara kita. Ya, hanya kita. Kau ambil sebuah lilin, menyalakannya dan menaruhnya di tengah tampah yang dikelilingi buah semangka segar. Lalu?! Yah, kau berucap doa untukku, untuk kita. Aku terharu dan tersenyum. Dan kau membalas  senyumku sambil berucap "hanya ini yang bisa ku berikan, semoga senang". Bagaimana aku bisa lupakan, bahwa itu adalah hari yang special, moment yang jarang banget. Aku g kan lupakan. Bahkan sampai saat ini. Aku tak butuh lagi keinginan yang seperti dulu. Hanya seperti itu saja, sudah cukup. Cukup untukku, kita. Karena sampai saat ini pun, kita masih bersama. Bahagia itu sederhana. ^^

Teruntuk,
Bapak, Ibu, Mbak, Mak dan Pak, terimakasih untuk malam itu. Yang tak kan pernah terlupa sampai kapanpun. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua. Aamiin. ;)

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer