Selamat Ulang Tahun, Ibu

Biar aku ceritakan tentang beliau. Wanita yang aku kenal selama 22 tahun. Wanita yang memberikan setiap waktu dan jiwanya untuk keluarga.
Pernah beberapa kali aku mendengar cerita masa kecilnya. Lima puluh tiga tahun yang lalu, terlahir dari keluarga yang sangat se-ada-nya. Masa kecil yang sangat berbeda jauh denganku. Jauh dari kata nyaman mungkin. Ada makanan sehari-hari saja sudah sangat bersyukur. Beliau adalah anak kedua dari dua bersaudara.

Yang aku tahu dari masa kecilnya, beliau adalah wanita yang penuh semangat mencari ilmu. Terbukti, beliau lancar membaca dan menulis, pintar berhitung pula. Meski sd tak tamat. Namun semangat belajar inilah yang membuatnya bangkit. Menjadi kuat dan pekerja keras. Cita-cita tertingginya adalah menyekolahkan anak-anaknya.

Masa muda. Aku pernah menemukan fotonya berbaju hitam dengan setelan rok bergaya di samping salah satu stupa Borobudur. Bertas kecil hitam dan ber-highheels 5 cm mungkin. Kece deh. Ada pula foto beliau ketika menghadiri arisan bersama ibu-ibu yang lain. Berpakaian kebaya dengan sanggul di kepalanya.
Juga, aku mendapatkan fotonya di kamar nenekku. Foto yang selalu aku perhatikan ketika mau tidur. Menangis. Merindukannya. Padahal cuma semalam berpisah dengannya.

Aku masih ingat, saat kecil aku pernah membentaknya dengan kata-kata kasar. Sekali itu. Sangat menyakitkan bila mengingatnya. Aku sangat menyesal. Maafkan aku.

Hmm,,, harum parfumnya aku masih bisa menciumnya saat ini. Meski terpisah beratus km dengannya. Semoga beliau selalu sehat.
Aku juga masih ingat, sewaktu aku sakit, beliau adalah orang yang setia menjagaku. Merawatku. 
Bahkan pernah kesal karena aku tak mau minum obat. Marah. Sampai-sampai obatnya ditumpahkan di mukaku. Bukan menyiksa. Tapi untuk aku sehat. Beliau tak mau melihatku sakit.

Aku masih ingat, saat-saat kita asik mengaji di kamarku. Hahaa, aku masih ingat pula bagaimana mimik muka beliau saat melafalkan huruf ﺶﻆ. Bahagia sekali saat-saat itu. Aku kangen.
Aku juga masih ingat, hampir setiap malam kita duduk di papan bambu itu. Menikmati malam yang masih bermega. Melihat bintang dan menyampaikan cita-cita.

Aku juga masih ingat ketika beliau tak bisa berjalan. Stroke selama sebulan lebih. Itu adalah saat-saat yang sulit. Tak ada lagi canda tawa di papan bambu, di malam-malam seperti biasanya. Aku sedih. Tapi aku bahagia, aku bisa merawatnya walau hanya menemani di sampingnya.

Aku selalu tahu, beliau adalah orang pertama yang menyambutku ketika aku pulang. Memastikan aku baik-baik saja dan tak ada yang kurang satu pun. Yang selalu setia mendengar cerita-ceritaku. Yang selalu memberikan tangannya untuk mengahangatkanku. Yang selalu menemani tidurku selama aku di rumah. Beliau akan selalu ada untukku. Beliau adalah ibuku. Seorang ibu yang tak ingin anaknya sakit. Yang menjadi tempat pulang setiap anak-ananknya. Yang menyerukan setiap lantunan doa untuk manjaga anak-anaknya. Beliau adalah ibu yang kasih sayangnya tak terbendung. Tak diragukan. Tak kan tertandingi dengan apapun cintan di bumi.

Ibu, bila ada kata yang paling indah di muka bumi, itu adalah doa-doamu  untuk anak-anakmu.
Ibu, malam-malam yang indah adalah ketika engkau memberikan telingamu untukku.
Ibu, hari yang sangat special adalah saat-saat kita berjalan keluar rumah : ke pasar, beli bakso.
Ibu, adalah satu hal yang ingin kubagi denganmu saat ini adalah : engkau ada di sini, saat ini bersamaku. Memberi apa yang aku lihat, aku rasa, dan aku dengar di sini, di tempat aku belajar.
Ibu, semoga Allah menjadikanku anak yang taat padaNya juga berbakti pada orang tua, sehingga doa-daoku terkabul.
Semoga Allah senantiasa memberiku kesempatan mewujudkan impianku juga impianmu, dan engkau menemaniku saat-saat itu. Tersenyum bangga padaku.

Ibu, di malam yang sama saat ini, di tempat yang beratus-ratus km terpisahkan denganmu, apakah kau bahagia saat ini? Apa engkau baik-baik saja? Sedang apa dirimu?

Selamat Ulang Tahun, Ibu. Semoga Allah senantiasa memberi cintaNya padamu. Aamiin. 
Aku kangen, aku ingin pulang memelukmu dan berbagi malam denganmu.
Kau adalah penerang bagi kami. Melalui doa-doamu, doaku, cita2ku akan di ridhai olehNya.



28 September 2013. 10:27 pm.
ditemani Sampai Kapan-Naff.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer